Rabu, 26 Desember 2007

Sejatinya Belajar Sejarah


Belajar sejarah ?. Ach biasa. Sejak pake baju putih merah hingga putih biru kita udah koq dapet pelajaran Sejarah. Paling ngapalin angka-angka tahun, kerajaan, atau yang berbau masa lalu, githu. Kuno kali !!!----------------------------


Ungkapan tersebut senantiasa meluncur mulus dari lubuk hati anak sekolahan ketika ditanya, ngapain juga ya kita belajar Sejarah ?. Hampir semua akan koor mengatakan seperti itu.Pelajaran sejarah memang bukan sesuatu yang baru. Sedikitnya, udah delapan tahun bagi siswa kelas 1 SMA menjumpai pelajaran sejarah sejak kelas 2 SD hingga 3 SLTP. Dan di SMA, genap tiga tahun bakal nongkrongin pelajaran Sejarah.
Seperti biasa, umumnya pelajaran ini selalu dianggap sebagai suplemen, alias pelajaran daripada ...... apa gitu. Sehingga banyak yang berkata kagak begitu ngeh dibuatnya.Ya, kita umumnya telah terperangkap pandangan pertama seperti itu. Pandangan pertama yang tidak membuat jatuh hati. Wajar kalo kemudian sejarah memiliki bobot biasa. Apalagi, ndak bisa nutup mata, sejumlah bahasan nantinya bakal ditemukan seakan mengulang-ulang materi yang pernah disampaikan selagi pakai baju putih biru.
So, kalo gitu apa pentingnya belajar sejarah ?. Apapula perbedaan belajar sejarah di SD, SLTP, dan SMA ?
Sejatinya, untuk tingkatan SD sejarah semata-mata ditujukan guna menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa.Untuk tingkat SLTP sejarah memunculkan sikap etis, yakni menanamkan pengertian bahwa kita hidup bersama orang, masyarakat, dan kebudayaan lain, baik yang dulu maupun yang sekarang.
Lalu, buat anak SMA?. Sesuai tingkatan usia yang lagi “mencari jejak masa depan” , bagi anak SMA sejarah itu musti digeluti secara kritis. Kita kudu faham suatu makna mengapa suatu peristiwa itu terjadi, apa sebenarnya yang telah terjadi, dan kemana arah kejadian-kejadian itu.Segala jejak peristiwa dimuka bumi sudah saatnya mulai kita cerna kausalitasnya, kita buat benang merah sabab musabab terjadinya suatu peristiwa, hingga membentuk suatu jembatan yang menghubungkan masa lalu - masa kini - masa depan.Memaknai SejarahMenurut para ahli, sejarah secara etimologis berasal dari bahasa Arab, syajarotun -- syajarah; bermakna pohon. Pohon memiliki makna pilosofis, patah tumbuh hilang berganti.
Coba kita bayangkan bagaimana terjadinya suatu pohon, rambutan misalnya. Berasal dari sebuah biji kemudian tumbuh tunas, menjadi tumbuhan, berdaun, membesar, tumbuh batang, ranting, daun, berbunga, kemudian berbuah.
Namun dalam rentang pertumbuhannya, tak semua daun merekah. Tak semua bunga menjadi buah. Tak semua buah menjadi matang. Tak semua buah matang berasa manis. Tak semua buah berasa manis tumbuh secara bersama.
Begitu pula dalam perjalanan hidup anak manusia. Semua akan tumbuh dan berkembang. Namun dalam alur perjalanannya, tak semua tumbuh dengan mulus. Selalu ada yang jatuh bangun. Mati satu tumbuh seribu Siapa kuat dia yang menikmati.
Karena itu, orang Yunani bilang history, historia, sejarah adalah catatan tentang orang pandai. Artinya, hanya orang yang pandai, mampu mengambil peran besar bagi masyarakatnya, akan dicatat tinta emas sejarah.
Dari makna filosofis seperti itu, sejarah itu ilmu kaya apa sich? DR. Kuntowijoyo, cendikiawan muslim sejarahwan UGM memberikan gambaran tentang sejarah. Menurutnya ada empat dimensi ilmu sejarah. (1) Sejarah ialah ilmu tentang manusia, ilmu yang mengkaji kehidupan manusia pada masa lalu. (2) Sejarah sebagai ilmu tentang waktu. Membicarakan tentang perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan yang dialami oleh ummat manusia. (3). Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial. (4) Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terinci. Detail, unik,
Dengan dimensi yang luas itu, apa guna mempelajari sejarah?. Secara garis besar ada dua guna sejarah, yaitu guna intrinsik yakni bermanfaat bagi sejarah itu sendiri, dan guna ekstrinsik, yakni bermanfaat bagi penikmat/ pemakai sejarah.
Guna Instrinsik mencakup sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lalu, sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan sejarah sejarah sebagai profesi.Guna Ekstrinsik meliputi sejarah sebagai pendidikan moral, sejarah sebagai pendidikan penalaran, sejarah sebagai pendidikan politik, sejarah sebagai pendidikan kebijakan, sejarah sebagai pendidikan perubahan, sejarah sebagai pendidikan masa depan, sejarah sebagai pendidikan keindahan, sejarah sebagai ilmu bantu, sejarah sebagai latarbelakang, sejarah sebagai rujukan, dan sejarah sebagi bukti.
Gambaran pentingnya sejarah senafas dengan ajaran Islam. Bahkan 2/3 isi Alquran itu sendiri adalah sejarah. Kisah-kisah manusia masa lalu yang harus diambil ibrah-nya, dijadikan cermin sikap dan keteladanan yang harus dilakukan ataupun dilakukan untuk hidup lebih hidup dan bermanfaat masa kini dan masa datang.
Pentingnya mengambil kisah masa lalu, seorang ilmuwan muslim Ibn Khaldun yang banyak menulis tentang sejarah mengungkapkan, segala peristiwa dimuka bumi tunduk kepada suatu hukum perubahan, sunatullah, cakramanggiling. Artinya dari setiap peristiwa yang dialami ummat yang lalu akan terulang lagi walau tidak sama persis. Sebagai contoh dulu peradaban Islam merangkak, melangkah sampai berlari meninggalkan kemajuan IPTEKS bangsa Eropa yang sebelumnya telah maju. Saat Islam dipuncak kejayaan, masyarakat Eropa sedang mengalami “The Dark Age”. Namun kemudian peradaban Islam mundur, dan Eropa naik bahkan berlari kencang hingga sekarang.
Peristiwa itulah yang dikatakan Ibnu Khladun sebagai sebuah cakra manggiling. Karena itu, suatu ketika maka Islampun akan mencapai puncak kemajuan lagi.Menurut pandangan historis Ibnu Khaldun, kenyataan itu juga sebagai sebuah sunnah sebagaimana firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 137. Allah berfirman, sesunggguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. Karena itu berjalanlah dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat (yang ditimpakan) kepada orang-orang yang mendustakan Allah.
Ya, kemunduran perdaban Islam salah satunya karena memang sebagian besar ummat pada waktu itu tidak mau lagi tunduk dan taat kepada perintah Alloh melalui Alquran dan As Sunnah.Arti penting Alquran sebagai pedoman sejarah tertulis jelas didalam QS Ali Imran 138. Allah berfirman, Ini (Al Quran) merupakan penjelasan bagi manusia dan sebagai petunjuk dan nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa.
Selanjutnya, didalam surat Yusuf 111 Alloh juga berfirman, Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat engajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Didalam QS Hud 120 ......dan semua kisah (rasul rasul kami) ceritakan padamu ialah kisah kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.
***
Dari uraian di atas, jelas khan betapa penting belajar sejarah itu?. Jadi kalo mau jujur, belajar sejarah sesungguhnya adalah belajar meneladani perilaku manusia masa lalu.Setiap desah nafas kita adalah perjalanan sejarah hidup kita. Karenanya, memaknai sejarah bukan belajar kerajaan melulu. Tetapi, bagaimana akhlaq, perilaku, dan hidup kita menjadi lebih baik, itu belajar sejarah sesungguhnya.

1 komentar:

KORAN IMSA mengatakan...

Mas... aku salut setelah baca tulisan -tulisan mas. teruslah berkarya ya mas. temenmu di Jember